Tampang Google Chrome Buat Firefox

Saya paling malas mengganti-ganti theme Firefox. Tapi kali ini saya menemukan theme yang cukup menggoda.

Chromifox pas buat anda yang kepincut dengan Google Chrome. Tapi ini cuma tampilannya saja ya, kalau kecepatan dan keringkasan, tetap Google Chrome juaranya.

Permission denied to call method Location.toString

Setelah berjam-jam bergelut dengan error ini, akhirnya ketemu juga penyebabnya. Hmm, kata orang, mengetahui penyebab masalah adalah separuh dari solusi. Cuma untuk kasus saya ini, memang nggak ada solusinya, alias dibiarkan saja begitu.

Kalau anda menjalankan flash di dalam frame yang mengakses content dari url external, anda akan menemukan error ini di Firefox 2+:

Permission denied to call method Location.toString

Ternyata ini adalah bug dari flash player 9. Lengkapnya bisa dilihat di sini. Solusinya? nggak ada, abaikan saja error ini. Yang bisa kita lakukan hanyalan menunggu, entah tim Mozila atau Adobe yang akan memperbaikinya.

Semoga bermanfaat.

iGod

Baru nemu link ini. Menarik juga chatting dengan “Tuhan”. Tapi “Tuhan” yang ini jangan dipercaya, karena sebenarnya yang menjawab cuma program komputer saja yang diprogram untuk merespon setiap kata yang kita ketikkan. Biarpun begitu, teknik Artificial Intelligence-nya ok juga, dan responnya cukup cepat.

Boleh dicoba deh, err .. tapi pakai bahasa inggris ya. “God” palsu ini nggak bisa bahasa Indonesia soalnya, kalau dipaksain jadi gini nih:

Me: Nama kamu siapa?
God:We have never talked about it before.

Me: Maksud kamu?
God: A deeper algorithm is needed to respond to that correctly.

🙂

ECMAScript 3, Biar Jadul Tetap Cool

Tahukah anda, Javascript yang kita gunakan sekarang adalah berdasarkan standard ECMA-262 Edisi 3 (ECMAScript 3) yang dikeluarkan tahun 1999?

Ya begitulah. Perkembangan teknologi web tidak sedrastis yang orang kira. AJAX yang sempat booming baru-baru ini saja masih diragukan apakah bisa dikatakan sebagai teknologi baru. Karena secara teknologi tidak ada yang baru dari AJAX (kecuali istilahnya, yang dikaitkan dengan istilah lain yang tidak kalah fenomenal, Web 2.0).

Berbagai keinginan untuk meng-upgrade ECMAScript 3 agar “dapat menyesuaikan” dengan perkembangan web sudah lama sekali dibicarakan. Tapi selalu berakhir dengan kesepakatan untuk tidak mengubahnya, tapi memperbaiki beberapa bagian saja.

Seperti rapat komite teknis TC39 baru-baru ini yang kembali memutuskan untuk menunda penggunaan ECMAScript 4 dan kembali bekerja dengan ECMAScript 3 (dengan membuat revisi di edisi 3.1).

Yang kasihan teman-teman yang sudah terlanjur cinta dengan Actionscript 3 yang kita tahu bahasanya berdasarkan spesifikasi ECMAScript 4. Belum jelas bagaimana reaksi Adobe sendiri dengan keputusan komite teknis ECMA ini. Saya sih masih setia dengan Actionscript 2 😉

Menurut saya, terlepas dari berbagai kekurangan yang dibicarakan banyak orang, standar ECMAScript 3 yang kita gunakan saat ini sudah cukup powerful. Fleksibilitas dan kebebasan yang diartikan banyak orang sebagai kelemahan ECMAScript 3 saya pikir justru merupakan kelebihannya. Fleksibilitas dan kebebasan ini yang membuat developer mudah membangun aplikasi web. Memang kalau tidak hati-hati, ini bisa menimbulkan banyak masalah terutama di masalah security dan kode yang tidak kompatibel.

Sementara berbagai fitur baru di ECMAScript 4 mesti dipertanyakan kembali apakah kita benar-benar membutuhkannya. Kalaupun iya, saat ini banyak sekali framework Javascript yang sudah memiliki fitur-fitur tersebut. Seperti masalah namespace yang sudah jadi fungsional utama dari framework seperti YUI.

Jadi, bagi Anda pengguna Javascript, selalu gunakan framework, yang open source tentunya dan update terus framework anda dengan versi terbaru. Selebihnya Anda tinggal fokus membangun aplikasi web Anda saja, tidak perlu khawatir dengan yang lain.